Jakarta - BlackBerry besutan Research in Motion (RIM) dinilai memiliki kelemahan berupa kontrak eksklusif dan kontrol yang tersentralisasi oleh perusahaan asal Kanada itu.
Berbeda dengan sistem aplikasi Android buatan Google yang memiliki basis piranti terbuka dan pusat datanya bisa ditempatkan di mana saja.
"Lain halnya dengan BlackBerry, nanti server Android akan kita kelola sendiri," kata Chief Marketing Officer Indosat, Guntur Siboro, kepada detikINET, Jumat (15/1/2010).
Pengguna BlackBerry dalam mengakses konten lokal maupun internasional, trafiknya harus terlebih dulu melewati Internet Protocol (IP) lokal ke gateway RIM yang ada di Kanada. Baru kemudian kembali lagi ke akses regional, hingga akhirnya sampai tangan pengguna di Indonesia.
Alur jaringan yang berputar-putar ini menyebabkan delay panjang untuk mengakses konten data di BlackBerry. Berbeda dengan Android yang menggunakan konsep Open Cloud Computing agar pusat datanya bisa dikelola dari mana saja.
"Nanti, Android akan kami jadikan BlackBerry dengan server lokal," ujar Guntur.
Android juga diklaim akan memiliki kemampuan yang tak kalah hebatnya dengan layanan data yang disediakan BlackBerry. Khususnya untuk akses layanan data internet tanpa batas.
"Itu sebabnya, Android harus ada unlimited package. Kami hitung-hitung, per user Android setiap bulannya memerlukan kuota 2 GB," pungkas Guntur. ( rou / faw )
Ponsel Android (letsgomobile)
Achmad Rouzni Noor II - detikinet
Berbeda dengan sistem aplikasi Android buatan Google yang memiliki basis piranti terbuka dan pusat datanya bisa ditempatkan di mana saja.
"Lain halnya dengan BlackBerry, nanti server Android akan kita kelola sendiri," kata Chief Marketing Officer Indosat, Guntur Siboro, kepada detikINET, Jumat (15/1/2010).
Pengguna BlackBerry dalam mengakses konten lokal maupun internasional, trafiknya harus terlebih dulu melewati Internet Protocol (IP) lokal ke gateway RIM yang ada di Kanada. Baru kemudian kembali lagi ke akses regional, hingga akhirnya sampai tangan pengguna di Indonesia.
Alur jaringan yang berputar-putar ini menyebabkan delay panjang untuk mengakses konten data di BlackBerry. Berbeda dengan Android yang menggunakan konsep Open Cloud Computing agar pusat datanya bisa dikelola dari mana saja.
"Nanti, Android akan kami jadikan BlackBerry dengan server lokal," ujar Guntur.
Android juga diklaim akan memiliki kemampuan yang tak kalah hebatnya dengan layanan data yang disediakan BlackBerry. Khususnya untuk akses layanan data internet tanpa batas.
"Itu sebabnya, Android harus ada unlimited package. Kami hitung-hitung, per user Android setiap bulannya memerlukan kuota 2 GB," pungkas Guntur. ( rou / faw )
Ponsel Android (letsgomobile)
Achmad Rouzni Noor II - detikinet
0 komentar:
Posting Komentar